Minggu, 13 Januari 2013

Makalah tentang “KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN”


Source from:
-          www.udianto.blogspot.com
-          www.kompas.com
-          Tambunan,Tulus (2003), Perekonomnian Indonesia ,”Ghalia Indonesia,Jakarta.


Dicatat kembali Oleh :
Nama             : ISMAYAN Nim    :  312111001
Nama             : CITRA Nim    :  312110005         
Nama             : SION PURBA Nim    : 31xxxxxxx         
Nama             : AGUSTINUS Nim    : 31xxxxxxx
Nama             : BAYU Nim    : 31xxxxxxx

Dosen Pengasuh :           
Ir. NATRIONT., S.E.,Ak., M.Ak
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MH. THAMRIN JAKARTA -2013





DAFTAR ISI
                                                                                                                  Halaman
KATA PENGANTAR...................................................................................1

DAFTAR ISI..................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ...............................................................3
1.2. Perumusan Masalah.......................................................................5
1.3. Tujuan............................................................................................5
1.4. Manfaat .........................................................................................6
1.5. Ruang Lingkup ..............................................................................6

BAB II PEMBAHASAN

2.1  Definisi Kemiskinan........................................................................7
2.2  Ketimpangan / Kesenjangan Pendapatan........................................10
2.3  Indikator – indikator Kemiskinan....................................................11
2.4  Indikator – indikator Ketimpangan / Kesenjangan Pendapatan.......12
2.5  Faktor – faktor penyebab kemiskinan..............................................12
2.6  Dampak Kemiskinan dan Cara mengatasinya .................................15

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................................21
3.2 Saran...........................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................










KATA PENGANTAR
            Mari kita belajar dari sekarang akan pentingnya pemerataan ekonomi,dan kemakmuran yang menjadi hak bagi setiap warga negara. Semoga dengan makalah ini yang menguak sedikit tentang “KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN” dapat menjadi motivasi, inovasi dan juga daya kreasi kita untuk dapat memajukan perekonomian keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
Negara baru bisa dikatakan makmur, subur dan sejahtera apabila didalam negara tersebut kehidupan ekonomis seluruh penduduknya berada pada rata-rata, atau di atas rata-rata angka kemiskinan. Bagaimanakah dengan Negara kita Indonesia? Sebagai Negara yang kaya akan sumber daya alam, tentunya kita bangga dan patut bersyukur kepada Tuhan atas apa yang negara kita miliki. Namun, dimanakah letak kebanggaan itu seharusnya diletakkan. Apakah dipundak? Dihati? atau dijiwa kita ?. Janganlah kita berbangga jika kita hanya menjadi penonton ! Jangan kita berbangga jika kita hanya menjadi penerus! Dan jangan bangga pula bila kita menjadi penikmat. Bangga yang harusnya ada dalam benak kita adalah bangga akan apa yang telah kita perbuat dengan alam, dan bagaimana kita mengelola kekayaan alam ini dengan sebaik-baiknya.
Makalah “KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN”  yang kami sajikan ini hendaknya bisa menjadi modal bagi kita untuk membuka mata akan kebenaran dan keobjektifan pemerintah dalam menjalankan Visi dan Misinya. Adapun kesempurnaan itu hanya milik Tuhan. Dan kami berharap kita sebagai generasi kreatif, inovatif dan motivatif mampu menghadirkan informasi-informasi yang saling melengkapi dan saling menyempurnakan apa yang sesungguhnya bangsa kita ini alami saat ini. Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena ridho-Nya, makalah ini dapat terselesaikan.
Jakarta,   Januari 2013
Penullis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia dikenal sebagai  Negara agraris, atau yang biasa dikenal sebagai Negara yang sebagian besar penduduknya bergerak dalam bidang pertanian. Dalam Pembukaan UUD 1945 mengamanatkan pemerintah Indonesia agar memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan bangsa. Namun dalam kenyataannya pemerintah tidak mempunyai kepekaan yang serius terhadap kaum miskin.

Kemiskinan merupakan problematika kemanusiaan yang mendunia dan hingga kini masih menjadi isu sentral di belahan bumi manapun. Selain bersifat laten dan aktual, kemiskinan adalah penyakit sosial ekonomi yang tidak hanya dialami oleh negara-negara berkembang melainkan juga negara maju seperti Inggris dan Amerika Serikat.

Jika kita lihat dari dampak yang ditimbulkan oleh korupsi ini, hampir semua  lapisan masyarakat merasakannya. Bagi kalangan pengusaha korupsi menyebabkan persaingan yang tidak kompetitif antar pengusaha karena semua proses harus melalui uang pelicin dan memerlukan waktu yang lama. Bagi  masyarakat bawah korupsi justru menimbulkan biaya hidup yang lebih tinggi, harga-harga menjadi mahal akhirnya mencul  banyak pengemis seperti yang kita bahas di depan. Pengangguran, pemerasan, hingga pembunuhan yang sumber utamanya adalah uang, hanya dengan satu alasan untuk hidup dan munculnya Undang-Undang Korupsi dan Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi bisa dijalankan dengan baik. Namun pada kenyataannya kinerja KPK ini belum memuaskan hati publik, karena banyak kasus korupsi yang penanganannya belum tuntas. Diantaranya kasus korupsi pajak dan kasus yang dialami dari beberapa anggota Partai Demokrat belakangan ini .

Pada hal ini penyusun mencoba memaparkan kemiskinan di Negara Indonesia . Kemiskinan merupakan hal yang kompleks kerana menyangkut berbagai macam aspek seperti hak untuk terpenuhinya pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan dan sebagainya. Agar kemiskinan di Indonesia dapat menurun diperlukan dukungan dan kerja sama dari pihak masyarakat dan keseriusan pemerintah dalam menangani masalah ini.

Kemiskinan merupakan masalah multidimensi dan lintas sektor yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, antara lain: tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan, akses terhadap barang dan jasa, lokasi, geografis, gender, dan kondisi lingkungan.

Bila kita melihat sebenarnya kesejahteraan itu milik pemerintah, atau para pegawai negeri.  Dan orang –orang yang bergerak dalam organisasi pemerintah tingkat atas. Dan sebagian besar juga bagi para pengusaha –pengusaha yang ruang lingkupnya besar. Golongan orang-orang kelas atas inilah yang akan selalu menjadi penguasa, dan monopoli terhadap golongan kelas menengah ke bawah.






1.2       Perumusan Masalah

Dalam tugas terstruktur individu ini, penyusun yang membahas mengenai masalah kemiskinan, didapatkan rumusan masalah yang akan di bahas dalam analisis permasalahan. Rumusan masalah tersebut, adalah sebagai berikut :
-          Apa yang menjadi masalah dasar dalam pengentasan kemiskinan di Indonesia ?
-          Apa yang menjadi penyebab dari kemiskinan dan kesenjangan pendapatan?

1.3       Tujuan

Adapun tujuan dibuat makalah yang membahas tentang kemiskinan dan kesenjangan pendapatan di Indonesia ini adalah sebagai berikut:

1.    Menumbuhkan kesadaran masyarakat Indonesia yang mampu dalam hal materi agar ikut berperan serta untuk mengentaskan kemiskinan dan kesenjangan pendapatan di Indonesia.

2.    Memberikan informasi kepada masyarkat  Indonesia untuk menghadapi kemiskinan dan kesenjangan pendapatan yang merupakan tantangan global dunia ketiga.


3.    Untuk mengetahui sejauh mana upaya yang dilakukan Pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan.


1.4       Manfaat

1.    Bagi penulis
Penulisan makalah ini disusun sebagai salah satu pemenuhan tugas terstruktur dari mata kuliah” Perekonomian Indonesia”. Serta mampu menjadi sumber informasi bagi masyarakat.

2.    Bagi pihak lain
Makalah ini diharapakan dapat menambah referensi pustaka yang berhubungan dengan permasalahan dan upaya penyelesaian kemiskinan dan kesenjangan pendapatan di Indonesia.


1.5       Ruang lingkup

Makalah mengambil sampel ruang lingkup berupa masyarakat Indonesia secara menyeluruh.











BAB II
PEMBAHASAN

2.1Definisi kemiskinan
 Definisi tentang kemiskinan telah mengalami perluasan, seiring dengan semakin kompleksnya faktor penyebab, indikator maupun permasalahan lain yang melingkupinya. Kemiskinan tidak lagi hanya dianggap sebagai dimensi ekonomi melainkan telah meluas hingga kedimensi sosial, kesehatan, pendidikan dan politik. Menurut Badan Pusat Statistik, kemiskinan adalah ketidakmampuan memenuhi standar minimum kebutuhan dasar yang meliputi kebutuhan makan maupun non makan. Definisi dibuat tergantung dari latar belakang dan tujuan, juga tergantung dari sudut mana definisi tersebut ditinjaunya, untuk kepentingan apa definisi tersebut dibuat. Biasanya definisi-definisi tersebut akan saling melengkapi antara yang satu dengan yang lainnya.

Definisi kemiskinan dilihat dari beberapa segi :

1.    Dilihat dari standar kebutuhan hidup yang layak / pemenuhan kebutuhan pokok.
Golongan ini mengatakan bahwa kemiskinan itu adalah tidak terpenuhnya kebutuhan-kebutuhan pokok/dasar disebabkan karena adanya kekurangan barang-barang dan pelayanan –pelayanannya yang dibutuhkan untuk memenuhi standar kebutuhan yang layak.
Ini merupakan kemiskinan absolut/mutlak yakni tidak terpenuhinya standar kebutuhan pokok/dasar.

2.    Dilihat dari segi pendapatan/ penhasilan income
Kemiskinan oleh gonlongan dilukiskan sebagai kurangya pendapatan/penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok.
3.    Dilihat  dari segi kesempatan / Opportunity
Kemiskinan adalah karena ketidaksamaan kesempatan untuk mengakumulasikan (meraih) basis kekuasaan sosial meliputi :
a.    Keterampilan yang memadai.
b.    Informasi/pengetahuan – pengetahuan yang berguna bagi kemajuan hidup.
c.    Jaringan-jaringan sosial ( Social Network ).
d.    Organisasi-organisasi sosial dan politik.
e.    Sumber-sumber modal yang diperlukan bagi peningkatan pengembangan kehidupan.

4.    Dilihat dari segi keadaan / kondisi
Kemiskinan sebagai suatu kondisi / keadaan yang bisa dicirikan dengan :
a.    Kelaparan/kekurangan makan dan gizi.
b.    Pakaian dan perumahan yang tidak memadai.
c.    Tingkat pendidikan yang rendah.
d.    Sangat sedikitnya kesempatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang pokok.

5.    Dilihat dari segi penguasaan terhadap sumber-sumber
Menurut golongan ini kemiskinan merupakan keterlantaran yang disebabkan oleh penyebaran yang tidak merata dan sumber-sumber ( Malldistribution of Resources), termasuk didalamnya pendapatan / income.

6.    Kemiskinan menurut Drewnowski
Drewnowski ( Epi Supiadi:2003) mencoba menggunakan indikator-indikator sosial untuk mengukur tingka-tingkat kehidupan ( The Level of Living Index ). Menurutnya terdapat tiga tingkatan kebutuhan untuk menentukan tingkat kehidupan seseorang :
a.    Kehidupan fisik dasar ( Basic Fisical Needs ), yang meliputi gizi/nutrisi, perlindungan/perumahan ( Shelter/housing ) dan kesehatan.
b.    Kebutuhan budaya dasar ( Basic Cultural Needs), yang meliputi pendidikan,penggunaan waktu luang dan rekreasi dan jaminan sosial (Social Security).
c.    High income, yang meliputi pendapatan yang surplus atau melebihi takarannya.

Definisi kemiskinan dilihat dari beberapa konsep adalah :

1.    BAPPENAS
Tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat.

2.    BPS
Bilamana jumlah rupiah yang dikeluarkan atau dibelanjakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi kurang dari 2.100 kalori perkapita.

3.    Bank Dunia
Tidak tercapainya kehidupan yang layak dengan penghasilan 1,00 dolar AS perhari .

4.    BKKBN keluarga miskin jika :
a.    Tidak dapat melaksanakan ibadah menurut keyakinannya.
b.    Tidak mampu makan sehari dua kali.
c.    Tidak memiliki pakaian berbeda untuk dirumah,bekerja atau sekolah dan berpergian.
d.    Tidak bagian terluas dari rumahnya berlantai tanah.
e.    Mampu membawa anggota keluarga sarana kesehatan.

5.    WB ( 2001) kemiskinan adalah suatu kondisi terjadinya kekurangan pada taraf hidup manusia baik fisik atau sosial.


Dari berbagai sudut pandang tentang pengertian kemiskinan ,pada dasarnya bentuk kemiskinan dapat dikelompokkan menjadi tiga pengertian, yaitu :

·         Kemiskinan Absolut
Kemiskinan Absolut adalah sejumlah penduduk yang tidak mampu mendapatkan sumber daya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar.

·         Kemiskinan Relatif
Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah hidup diatas garis kemiskinan namun masih berada dibawah kemampuan masyarakat disekitarnya.

·         Kemiskinan Kultural
Kemiskinan Kultural berkaitan erat dengan sikap seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya.


2.2 Ketimpangan / Kesenjangan Pendapatan

Ketimpangan pendapatan yang terjadi di Indonesia sangat terlihat jelas, dari istilah yang kayak semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Hal ini sangat berdampak pada pendapatan tersebut tidak cukup hanya bicara mengenai subsidi modal terhadap kelompok miskin maupun peningkatan pendidikan ( ketrampilan ) tenaga kerja di Indonesia. Lebih penting dari itu ,persoalan yang terjadinya sesungguhnya adalah akibat kebijakan pembangunan ekonomi yang kurang tepat dan bersifat struktural. Maksudnya kebijakan masa lalu yang begitu menyokong sektor industri dengan mengorbankan sektor lainnya patut direvisi karena telah mendorong munculnya ketimpangan sektoral yang berujung kepada kesenjangan pendapatan. Dari perspektif ini agenda mendesak bagi Indonesia adalah memikirkan kembali secara serius model pembangunan ekonomi yang secara serius model pembangunan ekonomi yang secara serentak bisa memajukan semua sektor dengan melibatkan seluruh rakyat sebagai partisipan. Sebagian besar ekonom meyakini bahwa strategi pembangunan itu adalah modernisasi pertanian dengan melibatkan sektor industri sebagai unit pengolahnya.

Ketimpangan atau kesenjangan pendapatan adalah menggambarkan distribusi pendapatan masyarakat di suatu daerah atau wilayah pada waktu tertentu. Kaitan kemiskinan dengan ketimpangan pendapatan ada beberapa pola yaitu :
·         Semua anggota masyarakat mempunyai income tinggi ( tak ada miskin) tetapi ketimpangan pendapatannya tinggi.
·         Semua anggota masyarakat mempunyai income tinggi ( tak ada miskin) tetapi ketimpangan pendapatannya rendah ( ini yang paling baik).
·         Semua anggota masyarakat mempunyai income rendah ( semuanya miskin) tetapi ketimpangan pendapatannya tinggi.
·         Semua anggota masyarakat mempunyai income yang rendah (semuanya miskin) tetapi ketimpangan pendapatannya rendah.
·         Tingkat income masyaraka bervariasi ( sebagian miskin,sebagian tidak miskin)tetapi ketimpangan pendapatannya tinggi.
·         Tingkat income masyarakat bervariasi (sebagian miskin, sebagian tidak miskin)tetapi ketimpangan  pendapatannya rendah.

2.3Indikator – indikator kemiskinan

Untuk menuju solusi kemiskinan penting bagi kita untuk menelusuri secara detail indikator kemiskinan tersebut. Adapun indikator – indikator kemiskinan sebagaimana dikutip dari Badan Pusat Statistik, antara lain sebagai berikut :

1.    Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar ( sandang,pangan, papan ).
2.    Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya ( kesehaatan, pendidikan, sanitasi, air bersih dan transportasi ).
3.    Tidak adanya jaminan masa depan ( karena tiadanya investasi untuk pendidikan dan keluarga ).
4.    Kerentangan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massa.
5.    Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan terbatasnya sumber daya alam.
6.    Kuranganya apresiasi dalam kegiatan sosial masyarakat.
7.    Tidak adanya akses dalam lapangan kerja dan mata pencaharian yang berkesinambungan.
8.    Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental.
9.    Ketidakmampuan dan ketidaktergantungan sosial ( anak-anak terlantar, wanita korban kekerasan rumah tangga,janda miskin,kelompok marginal dan terpencil ).

2.4 Indikator - indikator Kesenjangan Pendapatan
Adapun indikator – indikator kesenjangan pendapatan antara lain sebagai beikut :
1.    UMR yang ditentukan pemerintah antara pegawai swasta dan pegawai Pemerintah yang berbeda.
2.    PNS ( golongan atas ) lebih sejahtera dibandingkan petani.
3.    Pertanian kalah jauh dalam menyuplai Produk Domestik Bruto ( PDB ) yang hanya sekitar 9.3 % di tahun 2011, padahal Indonesia merupakan Negara agraris.
2.5 Faktor - faktor Penyebab Kemiskinan
Yang menyebabkan kemiskinan bisa terjadi, yaitu :
1.    Kemiskinan alamiah.
Kemiskinan alamiah terjadi akibat sumber daya alam yang terbatas,penggunaan teknologi yang rendah,dan bencana alam.
2.    Kemiskinan buatan.
Kemiskinan ini terjadi karena lembaga-lembaga yang ada di masyarakat membuat sebagian anggota masyarakat tidak mampu menguasai sarana ekonomi dan berbagai fasilitas lain yang tersedia hingga mereka tetap miskin.

Selain itu,penyebab kemiskinan di negara Indonesia adalah :
a.    Laju Pertumbuhan Penduduk.
Pertumbuhan penduduk Indonesia terus menigkat di setiap 10 tahun menurut hasil sensus penduduk.
Meningkatnya jumlah penduduk membuat Indonesia semakin terpuruk dengan keadaan ekonomi yang belum mapan. Jumlah penduduk yang bekerja tidak sebanding dengan jumlah beban ketergantungan. Penghasilan yang minim ditambah dengan banyaknya beban ketergantungan yang harud ditanggung membuat penduduk hidup di bawah garis kemiskinan.
b.    Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja dan Pengangguran.
Secara garis besar penduduk suatu negara dibagi menjadi dua yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Yang tergolong tenaga kerja ialah penduduk yang berumur didalam batas usia kerja. Batasan usia kerja berbeda-beda disetiap negara yang satu dengan yang lain. Batas usia kerja yang dianut oleh Indonesia ialah minimum 10 tahun tanpa batas umur maksimum. Jadi setiap orang atau semua penduduk kesenjangan dikatakan lunak,distribusi pendapatan nasional dikatakan cukup merata.
c.    Tingkat pendidikan yang rendah.
Rendahnya kualitas penduduk juga merupakan salah satu penyebab kemiskinan di suatu negara. Ini disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan tenaga kerja. Untuk adanya perkembangan ekonomi terutama industry, jelas sekali dibutuhkan lebih banyak tenaga kerja yang mempunyai skill atau paling tidak dapat membaca dan menulis.
d.    Kurangnya perhatian dari pemerintah.
Pemerintah yang kurang peka terhadap laju pertumbuhan masyarakat miskin dapat menjadi salah satu faktor kemiskinan. Pemerintah tidak dapat memutuskan kebijakan yang mampu mengendalikan tingkat kemiskinan di negaranya. Faktor lain yang masih memperlambat pencapaian penurunan kemiskinan sebagai berikut :
1.Belum meratanya program pembangunan,khususnya di pedesaan,luar Pulau Jawa,daerah terpencil,dan daerah perbatasan. Sekitar 63.5% penduduk miskin hidup di daerah pedesaan. Kemiskinan diluar  Pulau Jawa termasuk Nusa Tenggara, Maluku dan Papua juga lebih tinggi dibandingkan di Pulau Jawa. Oleh karena itu, upaya penanganan kemiskinan seharusnya lebih difokuskan di daerah-daerah tersebut.
2.Masih terbatasnya akses masyarakat miskin terhadap pelayanan dasar.
3.Masih besarnya jumlah penduduk yang rentan untuk jatuh miskin,baik karena guncangan ekonomi,bencana alam,dan juga akibat kurangnya akses terhadap pelayanan dasar dan sosial.
4.Kondisi kemiskinan sangat dipengaruhi oleh fluktuasi harga kebutuhan pokok. Sehubungan dengan itu ,upaya penanggulangan kemiskinan melalui stabilitas harga kebutuhan pokok harus dilakukan secara komprehensif dan terpadu. Hal ini bertujuan agar penanggulangan kemiskinan,baik di perdesaan maupun perkotaan dapat berjalan secara efektif dan efisien.

            Menurut Todaro (1997) menyatakan bahwa variasi kemiskinan dinegara berkembang disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
(1)  perbedaan geografis, jumlah penduduk dan tingkat pendapatan,
(2)  perbedaan sejarah, sebagian dijajah oleh Negara yang berlainan,
(3) perbedaan kekayaan sumber daya alam dan kualitas sumber daya   manusianya
(4) perbedaan peranan sektor swasta dan negara,
(5) perbedaan struktur industri,
(6) perbedaan derajat ketergantungan pada kekuatan ekonomi dan politik negara lain
 (7) perbedaan pembagian kekuasaan, struktur politik dan kelembagaan dalam negeri.

Tingginya angka pengangguran disebabkan oleh tingginya tingkat pertumbuhan tenaga kerja dan rendahnya investasi perkapita, dan tingginya pertumbuhan tenaga kerja disebabkan oleh penurunan tingkat kematian dan rendahnya investasi perkapita disebabkan oleh tingginya ketergantungan terhadap teknologi asing yang hemat tenaga kerja. Selanjutnya rendahnya tingkat pendapatan berpengaruh terhadap tingkat kesehatan, kesempatan pendidikan, pertumbuhan tenaga kerja dan investasi perkapita.

Studi empiris Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Departemen Pertanian (1995) yang dilakukan pada tujuh belas propinsi di Indonesia, menyimpulkan bahwa ada enam faktor utama penyebab kemiskinan, yaitu:
1. Rendahnya kualitas sumber daya manusia, hal ini ditunjukkan dengan rendahnya tingkat pendidikan, tingginya angka ketergantungan, rendahnya tingkat kesehatan, kurangnya pekerjaan alternatif, rendahnya etos kerja, rendahnya keterampilan dan besarnya jumlah anggota keluarga.
2. Rendahnya sumber daya fisik, hal ini ditunjukkan oleh rendahnya kualitas dan aset produksi serta modal kerja.
3. Rendahnya penerapan teknologi, ditandai oleh rendahnya penggunaan input mekanisasi pertanian.
4. Rendahnya potensi wilayah yang ditandai dengan oleh rendahnya potensi fisik dan infrastruktur wilayah.
 5. Kurang tepatnya kebijaksanaan yang dikukan oleh pemerintah dalam investasi dalam rangka pengentasan kemiskinan.
6. Kurangnya peranan kelembagaan yang ada.

Menurut Ginanjar (1996) ada 4 faktor penyebab kemiskinan, faktor-faktor tersebut antara lain:
a.    Rendahnya taraf pendidikan
b.    Rendahnya taraf kesehatan.
c.    Terbatasnya lapangan kerja.
d.    Kondisi keterisolasian.

Kemiskinan melekat pada diri penduduk miskin, mereka miskin karena tidak memiliki aset produksi dan kemampuan untuk meningkatkan produktivitas. Mereka tidak memiliki aset produksi karena mereka miskin, akibatnya mereka terjerat dalam lingkungan kemiskinan tanpa ujung dan pangkal.

Pendapat Ginanjar (1996) bahwa kemiskinan disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
 a. Sumber daya alam yang rendah.
 b. Teknologi dan unsur penduduknya yang rendah.
 c. Sumber daya manusia yang rendah.
 d. Saran dan prasarana termasuk kelembagaan yang belum baik.

World bank ( 2000) memberikan resep baru dalam memerangi kemiskinan dengan 3 pilar yaitu :

a)    Pemberdayaan yaitu proses peningkatan kapasitas penduduk miskin untuk mempengaruhi lembaga-lembaga pemerintah yang mempengaruhi kehidupan mereka dengan memperkuat partisipasi mereka dalam proses politik dan pengambilan keputusan tingkat lokal.

b)    Keamanan yaitu proteksi bagi orang miskin terhadap goncangan yang merugikan melalui manajemen yang lebih baik dalam menangani goncangan ekonomi makrodan jaringan pengamanan yang lebih komprhensif.

c)    Kesempatan yaitu proses peningkatan askes kaum miskin terhadap modal fisik dan modal manusia dan peningkatan tingkat pengembalian dari asset-asset tersebut.

ADB (1999) menyatakan ada 3 pilar untuk mengentaskan kemiskinan yaitu :

a)    Pertumbuhan berkelanjutan yang prokemiskinan.

b)    Pengembangan sosial yang mencakup:Pengembangan SDM,modal sosial,perbaikan status perempuan, dan perlindungan sosial.

d)    Manajemen ekonomi makro dan pemerintahan yang baik yang dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan.

e)    Faktor tambahan:

            * Pembersihan polusi udara dan air kota-kota besar.
            * Reboisasi hutan,penumbuhan SDM, dan perbaikan tanah.

Strategi oleh pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan adalah :

a). Jangka pendek yaitu membangun sektor pertanian,usaha kecil dan ekonomi   pedesaan.
b).  Jangka menengah dan panjang mencakup :
            * Pembangunan dan penguatan sektor swasta
            * Kerjasama regional
            * Manajemen APBN dan administrasi
            * Desentralisasi
            * Pendidikan dan kesehatan
            * Penyediaan air bersih dan pembangunan perkotaan
            * Pembagian tanah pertanian yang merata.


2.6  Dampak Kemiskinan dan Cara Mengatasinya.

Kemiskinan merupakan suatu fenomena yang sering ditemui, entah itu di negara maju atau pun di negara berkembang seperti Indonesia. Banyaknya masalah kemiskinan di Indonesia itu tentunya disebabkan oleh beberapa faktor pemicu. Dari faktor pemicu inilah akan tercipta suatu dampak kemiskinan.

Dampak dari kemiskinan terhadap masyarakat umumnya begitu banyak dan kompleks yaitu :

-          Pengangguran
Karena tidak bekerja dan tidak memiliki penghasilan mererka tidak mampu memenuhi kebutuhan pangannya. Secara otomatis pengangguran telah menurunkan daya saing dan beli masyarakat. Sehingga,akan memberikan dampak secara langsung terhadap tingkat pendapatan,nutrisi,dan tingakt pengeluaraan rata-rata.

-          Kekerasan
Sesungguhnya kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini efek dari pengangguran. Karena seseorang tidak mampu lagi mencari nafkah melalui jalan yang benar dan halal. Ketika tidak ada lagi jaminan bagi seseorang dapat bertahan dan menjaga keberlangsungan hidupnya maka jalan pintas pun dilakukan,seperti merampok,menodong,mencuri atau menipu ( dengan cara mengintimidasi orang lain) didalam kendaraan umum.

-          Pendidikan
Tingkat putus sekolah yang tinggi merupakan fenomena yang terjadi dewasa ini.Mahalnya biaya pendidikan membuat masyarakat miskin tidak dapat lagi menjangkau dunia sekolah atau pendidikan. Mereka tidak dapat menjangkau dunia pendidikan yang sangat mahal itu. Sebab mereka begitu miskin. Untuk makan satu kali sehari saja mereka sudah kesulitan. Tingginya tingkat putus sekolah berdampak pada rendahnya tingkat pendidikan seseorang. Dengan begitu akan mengurangi kesempatan seseorang mendapatkan pekerjaan  yang lebih layak.

-          Kesehatan
Seperti kita ketahui,biaya pengobatan sekarang sangat mahal. Hampir setiap klinik pengobatan apalagi rumah sakit swasta besar menerapkan tarif atau ongkos pengobatan yang biayanya melangit. Sehingga ,biayanya tak terjangkau oleh kalangan miskin.

-          Konflik sosial bernuasa SARA
Tanpa bersikap munafik konflik SARA muncul akibat ketidakpuasan dan kekecewaan atas kondisi miskin yang akut. Hal ini menjadi bukti lain dari kemiskinan yang kita alami. M Yudhi Haryono menyebut akibat ketiadaan jaminan keadilan”keamanan” dan perlindungan hukum dari negara,persoalan ekonomi-politik yang obyektif disublimasikan ke dalam bentrokan identitas yang subjtektif.

Terlebih lagi fenomena bencana alam yang kerap melanda negeri ini yang berdampak langsung terhadap meningkatnya jumlah orang miskin. Kesemuanya menambah deret panjang daftar kemiskinan. Dan, semuanya terjadi hampir merata di setiap daerah di Indonesia ,baik di pedesaan maupun di perkotaan.

Pada prinsipnya, pemerintah dalam program pembangunannya telah menjadikan kemiskinan sebagai salah satu fokus utamanya. Program umum pemerintah sendiri adalah program pembangunan yang berfokus pada pengentasan kemiskinan, peningkatan pertumbuhan ekonomi dan perluasan lapangan kerja.

Banyak kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk dapat mengatasi berbagai macam masalah kemiskinan, antara lain adalah sebagai berikut :
1.    Kebijaksanaan tidak langsung
Kebijaksanaan tidak langsung diarahkan pada penciptaan kondisi yang menjamin kelangsungan setiap upaya penanggulangan kemiskinan. Kondisi yang dimaksudkan antara lain adalah suasana sosial politik yang tentram, ekonomi yang stabil dan budaya yang berkembang.
2.    Kebijaksanaan langsung
Kebijaksanaan langsung diarahkan kepada peningkatan peran serta dan produktifitas sumber daya manusia ,khususnya golongan masyarakat berpendapatan rendah. Melalui penyediaan kebutuhan dasar seperti sandang,pangan dan papan, kesehatan dan pendidikan, serta pengembangan kegiatan – kegiaatan sosial ekonomi yang berkelanjutan untuk mendorong kemandirian golongan masyarakat yang berpendapatan rendah.

Selain dari pihak pemerintah, dari pihak masyarakaat yang bersangkutan pun juga mengatasi kemiskinan di negeri ini ,langkah-langkah tersebut adalah :
1.    Usaha individu
Seseorang boleh berusaha untuk menyelesaikan maslah kemiskinan yang dihadapinya oleh dirinya. Pada lazimnya seseorang itu dapat mengatasi kemiskinan dirinya dengan cara penerusan pendidikan ke jenjang yang tinggi.
2.    Penyedekahan
Penyedekahan merupakan saru cara yang baik untuk membantu golongan termiskin dalam masyarakat .Tetapi ia tidak dapat mengatasi masalah kemiskinan  secara keseluruhan.
3.    Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi dengan cara penambahan barang-barang dan perkhidmatan yang ditawarkan dalam pasaran di sebuah negara, pembangunan ekonomi merupakan cara yang paling berkesan untuk mengatasi masalah kemiskinan.
4.    Pembangunan Masyarakat
5.    Pasaran Bebas
Jika ada pembangunan ekonomi ada pula pengurangan kemiskinan. Jika KDNK tumbuh dengan 1% kemiskinan akan dikurangi dengan lebih kurang 1%.

Selain dengan cara –cara diatas , kemiskinan juga dapat diatasi dengan cara sebagai berikut :
1.    Bantuan kemiskinan atau membantu secara langsung kepada orang miskin. Ini telah menjadi bagian pendekatan dari masyarakat Eropa sejak zaman pertengahan.
2.    Bantuan terhadap keadaan individu. Banyak macam kebijakan yang dijalankan untuk mengubah situasi orang miskin berdasarkan perorangan termasuk hukuman,pendidikan,kerja sosial,pencarian krja,dan lain-lain.
3.    Persiapan bagi yang lemah . daripada memaberikan bantuan secara langsung kepada orang miskin ,banyak negara sejahtera menyediakan bantuan untuk orang yang dikategorikan sebagai oran g yang lebih miskin, seperti orang tua atau orang dengan ketidakmampuan , atau keasdaan yang membuat orang miskin, seperti kebutuhan akan perawatan kesehatan.

Rendahnya beberapa faktor di atas menyebabkan rendahnya aktivitas ekonomi yang dapat dilakukan oleh masyarakat. Dengan rendahnya aktivitas ekonomi yang dapat dilakukan berakibat pada rendahnya produktivitas dan pendapatan yang diterima yang pada gilirannya pendapatan tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhan fisik minimum yang menyebabkan terjadinya proses kemiskinan.










BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

1.   Kesimpulan

Masalah kemiskinan di Indonesia memang sangat rumit untuk dipecahkan. Dan tidak hanya di Indonesia saja sebenarnya yang mengalami jerat kemiskinan, tetapi banyak negara di dunia yang mengalami permasalahan ini.

Upaya penurunan tingkat kemiskinan sangat bergantung pada pelaksanaan dan pencapaian pembangunan di berbagai bidang. Oleh karena itu, agar pengurangan angka kemiskinan dapat tercapai,dibutuhkan sinergi dan koordinasi program-program pembangunan di berbagai sektor,terutama program yang menyumbang langsung penurunan kemiskinan.

Negara yang ingin membangun perekonomiannya harus mamou meningkatkan standar hidup penduduk negaranya, yan gdiukur dengan kenaikan penghasilan riil per kapita. Indonesia sebagai negara berkembang memenuhi aspek standar kemiskinan diantaranya merupakan produsen barang primer,memiliki masalah tekanan penduduk,kurang optimalnya sumber daya alam yang diolah,produktivitas penduduk yang rendah  karena keterbelakangan pendidikan,kurangnya modal pembangunan,dan orientasi ekspor barang primer karena ketidakmampuan dalam mengolah barang-barang tersebut menjadi lebih berguna.





2.   Saran

Dalam menghadapi kemiskinan di zaman global diperlukan usaha-usaha yang lebih kreatif,inovatif dan eksploratif. Selain itu,globalisasi membuka mata bagi Pegawai pemerintah,maupun calon pegawai pemerintah agar berani mengambil sikap yang lebih tegas sesuai dengan visi dan misi bangsa Indonesia ( tidak memperkaya diri sendiri dan kelompoknya). Dan mengedepankan partisipasi masyarakat Indonesia untuk lebih eksploratif. Di dalam menghadapi zaman globalisasi ke depan mau tidak mau dengan meningkatkan kualitas SDM dalam pengetahuan,wawasan,skill,mentalitas dan moralitas yang standarnya adalah standar global.






















































1 komentar:

  1. Oiya ngomongin kemiskinan, kayaknya nyambung deh sama artikel yang saya temuin baru-baru ini. Di artikel ini disebutkan kalo ada beberapa kesalahan yang bikin seseorang ga pernah jadi kaya. Cek di sini ya: Kesalahan yang bikin kamu tidak pernah kaya, wajib dihindari!

    BalasHapus