I.
SISTEM
EKONOMI INDONESIA
3.1.
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
a.
Tujuan Umum
Agar mahasiswa
dapat memahami sistem dan perubahan sistem perekonomian Indonesia.
b.
Tujuan Khusus
-
Agar mahasiswa dapat memahami konsep sistem, khususnya
konsep sistem ekonomi.
-
Agar mahasiswa dapat menjelaskan perekonomian Indonesia
melalui pendekatan sistem.
-
Agar mahasiswa dapat memahami perbedaan berbagai sistem
ekonomi yang berlaku di dunia, termasuk sistem ekonomi Pancasila.
c.
Materi Pembahasan
-
Konsep Sistem Ekonomi
(1)
Pengertian sistem dan sistem ekonomi
(2)
Unsur-unsur dalam sistem ekonomi
-
Pendekatan melalui sistem ekonomi
(1)
Beberapa pendekatan dalam ilmu ekonomi
(2)
Kelebihan pendekatan dengan sistem ekonomi
-
Perbandingan sistem-sistem ekonomi :
(1)
Sistem Ekonom Kapitalis (Kapitalisme)
(2)
Sistem Ekonomi Sosialis (Sosialisme)
(3)
Sistem Ekonomi Campuran (Mixed Economy)
-
Sistem Ekonomi Pancasila
(1)
Dasar filosofinya
(2)
Dasar konstitusionalnya
(3)
Dasar Operasionalnya
3.2.
PEMBAHASAN MATERI
A.
KONSEP SISTEM EKONOMI
a.
Pengertian Sistem dan Sistem Ekonomi
-
Istilah “sistem” berasal dari perkataan “systema”
(bahasa Yunani), yang dapat diartikan sebagai : keseluruhan yang terdiri dari
macam-macam bagian.
-
Beberapa definisi tentang sistem antara lain :
(1)
Suatu sistem adalah seperangkat komponen, yang saling
berhubungan satu samalain, yang memiliki batas yang menseleksi baik macamnya
maupun banyaknya input yang masuk dan output yang keluar dari sistem tersebut.
(2)
Sistem tersusun dari seperangkat komponen yang bekerja
secara bersama-sama untuk mencapai semua tujuan dari keseluruhan sistem
tersebut.
(3)
Sebuah sistem dapat digambarkan sebagai sebuah kumulan
dari elemen-elemenn atau komponen-komonen dimana beberapa dari komponen
tersebut saling berhubungan secara tetap dalam jangka waktu tertentu.
(Dikutip dari
beberapa sumber dalam Winardi, SE.Dr., 1986).
-
Beberapa ciri dari sebuah sistem dirumuskan antara lain
sebagai berikut :
(1)
Walaupun sistem itu mempunyai batas, akan tetapi sistem
itu bersifat terbuka, dalam arti bertinteraksi juga dengan lingkungannya.
(2)
Setiap sistem tidak hanya sekedar kumpulan berbagai
bagian, unsur atau komponen, melainkan merupakan satu kebulatan yang utuh dan
padu, bersifat “wholism”.
(3)
Setiap sistem melakukan kegiatan atau proses mengubah
masukan menjadi keluaran.
(dikutip dai
Amirin dalam Ssuroso, 1994).
-
Dari beberapa definisi dan ciri-ciri sebuah sistem
dapat disimpulkan, bahwa setiap sistem sekurang-kurangnya terdiri dari lima
unsur: elemen sistem, fungsi elemen, hubungan antar elemen, pranata (institusi)
ekonomi, tujuan sistem ekonomi.
-
Secara singkat dan umum dapat dikatakan bahwa sistem
ekonomi mencakup seluruh proses dan kegiatan masyarakat dalam usaha memenuhi
kebutuhan hidup atau mencapai kemakmuran.
b.
Unsur-unsur Sistem Ekonomi
(1)
Elemen-elemen Sistem Ekonomi
a)
Unit-unit ekonomi seperti rumah tangga, perusahaan,
serikat buruh, instansi pemerintah dan lembaga-lembaga lain yang berkaitan
dengan kegiatan ekonomi.
b)
Pelaku-pelaku ekonomi seperti konsumen, produsen,
buruh, invstor dan pejabat-pejabat yang terkait.
c)
Lingkungan Sumber Daya Alam (SDA) Dan Sumber Daya
Manusia (SDM), Sumber Daya Kapital (SDK), Sumber Daya Teknologi (SDT).
(2)
Fungsi Elemen Sistem Ekonomi
a)
Masing-masing elemen (unit-unit ekonomi, pelaku-pelaku
ekonmi) mempunyai fungsi-fungsi tertentu yang harus dijalankan selama
berlangsungnya proses kegiatan ekonomi, seperti fungsi-fungsi produksi,
konsumsi, distribusi, injvestasi, regulasi.
b)
Bagaimana hasil dari kegiatan ekonoim sanat tergantung
bagaimana elemen-elemen sistem ekonomi tersebut menjalankann fungsinya. Dalam
perjalanan fungsinya, setiap elemen bisa fungsional, bisa non fungsional atau
disfungsional.
(3)
Hubungan antar Elemen Sistem Ekonomi
a)
Unit-unit ekonomi, pelaku-pekaku ekonomi, SDA dan SDM
saling berhubungan satu sama lain dalam suatu pola hubungan tertentu, sehingga
menimbulkan proses kegiatan ekonomi.
b)
Pola-pola hubungan tergantung dari sifat hubungan antar
elemen, sebab hubungan-hubungan itu ada yang bersifat interelasi, interaksi dan
interdependensi serta hubungan
fungsional, kausal.
c)
Dengan demikian proses kegiatan ekonomi bisa
berlangsung secara efisien, tidak efisien atau produktif, kurang produktif,
karena perbedaan dalam menjalankan fungsi elemen dan pola hubungan elemen.
(4)
Pranata (Institusi) Ekonomi
a)
Karena adanya hubungan antar elemen maka timbul produk
kegiatan ekonomi, yang berlangsung secara berulang-ulang dan teratur menurut
pola tertentu, sebab ada mekanisme (prosedur) yang mengaturnya.
b)
Mekanisme atau prosedur (aturan main) yang
mengendalikan proses kegiatan ekonomi itu disebut institusi ekonomi yang
terdiri dari :
1)
Norma hidup, seperti norma agama, adat-istiadat,
tradisi, etika profesi.
2)
Peraturan hidup, seperti konstitusi (UUD),
undang-undang, peraturan pemerintah (PP), Peraturan Darah (Perda), Keputusan
Presiden (Keppres), Surat Keputusan/ Surat Edaran Pejabat Resmi,
Perjanjian-perjanjian Bilateral/ Internasional.
3)
Paham Hidup, seperti pandangan hidup, cra hidup,
ideologi. (Grossman, Gregoary, 1967).
(5)
Tujuan Sistem Ekonomi
Tujuan sistem
ekonomi suatu bangsa atau suatu negara pada umumnya meliputi empat tugas pokok:
a)
Menentukan apa, berapa banyak dan bagaimana
produk-produk dan jasa-jasa yang dibutuhkan akan dihasilkan.
b)
Mengalokasikan produk nasional bruto (PNB) untuk
konsumsi rumah tangga, konsumsi masyarakat, penggantian stok modal, investasi.
c)
Mendistribusikan pendapatan nasional (PN), diantara
anggota masyarakat : sebagai upah/ gaji, keuntungan perusahaan, bunga dan sewa.
d)
Memelihara dan meningkatkann hubungan ekonomi dengan
luar negeri. (Grossman, Gregoary, 1967).
B.
PENDEKATAN MELALLUI SISTEM EKONOMI
a.
Beberapa Pendekatann dalam Ilmu Ekonomi
-
Istilah “sistem” dapat dipergunakan dalam pengertian
bermacam-macam sesuai dengann lingkup persoalan yang dihadapi, diantaranya
adalah :
(1)
Istilah “sistem” yang dipergunakan dalam arti metode
atau tata cara untuk memahami sesuatu persoalan atau sesuatu pekerjaan.
Contohnya sistem mengetik sepuluh jari, sistem modul dalam pengajaran.
(2)
Istilah “sistem” yang menunjukkan adanya sekumpulan
(himpunan) gagasan-gagasan (ide); yang mengandung prinsip-prinsip, doktrin-doktrin,
hukum-hukum, yang tersusun terorganisasikan dalam satu kesatuan yang logik.
Contohnya seperti sistemm demokrasi liberal, sistem ekonomi kapitalis.
Istilah sistem
(sistem ekonomi) di sini dipergunakan dalam pengertian yang pertama. Istilah
sistem ekonomi yang tersusun dari lima unsur sebagaimana diuraikan di atas
digunakan sebagai konsep pendekatan, sebagai salah satuu alat analisis dalam
memahami persoalan ekonomi, khususnya memahami persoalan ekonomi Indonesia.
-
Selama ini kita telah terbiasa memahami
persoalan-persoalan ekonomi dengan pendekatan Teori Ekonomi Mikro, Teori
Ekonomi Makro, Teori Keuangan dan lain-lain. Umumnya kita belum biasa
menggunakan pendekatan sistem (system approach) untuk memahami dan memecahkan
persoalan-persoalan ekonomi.
-
Tujuan dari pengajaran teori pada umumnya dan teori
ekonomi mikro, teori ekonomi makro pada khususnya, yaitu inter alia,
menunjukkan cara-cara untukmenangkap dan menyederhanakan serta memecahkan
permasalahan yang dihadapi secara sistematis. Untuk maksud ini disamping perlu
uraian tentang konsep-konsep guna mencari hubungan sebab-akibat (causal) atau
interdependensi antara semua unsur-unsur yang terkandung dalam konsep itu
secara verbal, dipergunakan pula alat-alat analisa grafis dan matematis
(Sudarsono, 1983).
b.
Kelebihan Pendekatan Sistem Ekonomi
-
Beberapa dengan pendekatan teori ekonomi yang melihat
persoalan-persoalan ekonomisecara “terkotak-kotak” maka pendekatan sistem
ekonomi melihat persoalan ekonomi secara utuh, sistem ekonomi dipandang sebagai
suatu totalitas. Dengan demikian setiap persoalan ekonomi yang kita hadapi,
kita lihat secara menyeluruh – dilihat dari kelima unsur sistem ekonomi –
sehingga seluruh fakta yang berkaitan dengan persoalan tersebut bisa terungkap
secara lengkap.
-
Salah satu konsep pokok dalam teori sistem adalah :
“Keseluruhan
bukan hanya jumlah dari pada bagian-bagian”, (jadi keseluruhan bisa melebihi
jumlah dari bagian-bagian). Karena itu penerapan cara pendekatan sistem bisa
membantu kita mencapai suatu efek sinergistik (synergistic effect), dimana
tindakan-tindakannnnn berbagai bagian yang berbeda dalam sistem itu yang dipersatukan, menghasilkan efek yang
lebih besar dibandingkan dengan jumlah dari pada bagian-bagian yang beraneka ragam
itu.
C.
PERBANDINGAN SISTEM-SISTEM EKONOMI
-
Ada dua cara penggolongan penggolongan sistem ekonomi. Pertama berdasarkan yang mengatur mekanisme : a) Sistem ekonomi tradisional, b)
sistem ekonomi pasar, c) sistem ekonomi komando/ terpimpin. Kedua bedasarkan yang mengatur
kepemilikan aset: a) sistem ekonomi kapitalis, b) sistem ekonomi sosialis, c)
sistem ekonomi campuran, (Grossman, Gregory, 1967).
a.
Sistem Ekonomi Kapitalis (Kapitalisme)
(1)
Ciri-ciri Kapitalisme
a)
Pengakuan yang luas atas hak-hak pribadi
·
Pemilikan alat-alat produksi di tangan individu
·
Inidividu bebas memilih pekerjaan/ usaha yang
dipandang baik bagi dirinya.
b)
Perekonomian diatur oleh mekanisme pasar
·
Pasar berfungsi memberikan “signal” kepda
produsen dan konsumen dalam bentuk harga-harga.
·
Campur tangan pemerintah diusahakan sekecil
mungkin. “The Invisible Hand” yang
mengatur perekonomian menjadi efisien.
c)
Motif yang menggerakkan perekonomian mencari laba
·
Manusia dipandang sebagai mahluk
homo-economicus, yang selalu mengejar kepentingann (keuntungan) sendiri.
·
Paham individualisme didasarkan materialisme,
warisan zaman Yunani Kuno (disebut hedonisme).
(Deliarnov, 1995)
(2)
Kebaikan-kebaikan Kapitalisme
a)
Lebih efisien dalam memanfaatkan sumber-sumber daya dan
distribusi barang-barang.
b)
Kreativitas masyarakat menjadi tinggi karena adanya kebebasan
melakukan segala hal yang terbaik dirinya.
c)
Pengawasan politik dan sosial minimal, karena tenaga
waktu dan biaya yang diperlukan lebih kecil.
(Deliarnov, 12995).
(3)
Kelemahan-kelemahan Kapitalisme
a)
Tidak ada persaingan sempurna. Yang ada persaingan
tidak sempurna dan persaingan monopolistik.
b)
Sistsem harga gagal mengalokasikan sumber-sumber secara
efisien, karena adanya faktor-faktor eksternalitas (tidak memperhitungkan yang
menekan upah buruh dan lain-lain).
(Deliarnov, 1995)
(4)
Kecenderungan Bisnis dalam Kapitalisme
Perkembangan bisnis
sangat dipengaruhi oleh sistem ekonomi yang berlaku. Kecenderungan bisnis dalam
kapitalisme dewasa ini: a) adanya spesialisasi, b) adanya produksi massa, c)
adanya perusahaan berskala besar, d) adanya perkembangan penelitian.
b.
Sistem Ekonomi Sosialis (Sosialisme)
(1)
Ciri-ciri Sosialisme
a)
Lebih mengutamakan kebersamaan (kolektivisme)
-
Masyarakat dianggap sebagai satu-satunya kenyataan
sosial, sedang individu-individu fiksi belaka.
-
Tidak ada pengakuan atas hak-hak pribadi (individu)
dalam sistem sosialis.
b)
Peran pemerintah sangat kuat
-
Pemerintah bertindak aktif mulai dari perencanaan,
pelaksanaan hingga tahap pengawasan.
-
Alat-alat produksi dan kebijaksanaan ekonomi semuanya
diatur oleh negara.
c)
Sifat manusia ditentukan oleh pola produksi
-
Pola produksi (aset dikuasai masyarakat) melahirkan
kesadaran kolektivisme (masyarakat sosialis)
-
Pola produksi (aset dikuasai individu) melahirkan
kesadaran individualisme (masyarakat kapitalis).
(2)
Kelemahan-kelemahan Sosialisme
a)
Teori pertentangan kelas tidak berlaku umum
-
Tidak banyak kasus, hanya terjadi pada saat revolusi
industri (abad pertengahan) dan revolusi Bolsevik tahun 1917).
-
Di India banyak kasta, tapi tidak pernah terjadi
revolusi sosial.
b)
Tidak ada kebebasan memilih pekerjaan
-
Maka kreativitas masyarakat tehambat, produktivitas
menurun, produksi dan perekonomian akan mandeg.
c)
Tidak ada insentive untuk kerja keras
-
Maka tidak ada dorongan untuk bekerja lebih baik,
prestasi dan produksi menurun, ekonomi mundur.
d)
Tidak menjelaskan bagaimana mekanisme ekonomi
-
Karl Marx hanya mengkritik keburukan kapitalisme, tapi
tidak menjelaskann mekanisme yang mengalokasikan sumber daya di bawah
sosialisme.
(Deliarnov, 1995).
(3)
Sosialisme tidak sama dengan komunisme
-
Sosialisme merupakan tahap persiapan ke komunisme.
-
Komunisme merupakan tahap akhir perkembangan masyarakat
(The Six Major Historical Stages): primitive communism slaery feudalism,
capitalism, sosialism dan full communism (Grossman, Gregoary, 1967).
c.
Sistem Ekonomi Campuran (Mixed Economy)
(1)
Ciri-ciri Ekonomi Campuran
a)
Kedua sektor ekonomi hidup berdampingan
-
Ada kegiatan ekonomi yang dilakukan pribadi (swasta)
dan sebagian lagi (yang menyangkut hidup orang banyak) dikelola oleh negara/
pemerintah.
b)
Interaksi ekonomi terjadi di pasar
-
Tapi di sana sini ada campur tangan pemerintah dengan
berbagai kebijaksanaan.
c)
Persaingan dalam sistem campuran diperbolehkan
-
Tetapi gerak-geriknya diawasi oleh pemerintah agar
tidak mengarah saling merugikan (mencegah konsentrasi ekonomi/ monopoli).
(2)
Campur Tangan Pemerintah
a)
Ada yang sifatnya keras, ada yang lunak
-
Keras : sifat menyeluruh, merencanakan, melaksanakan,
mengawasi
-
Lunak : melakukan perencanaan melalui mekanisme pasar
untuk menjamin pemerataan dan keadilan.
b)
Alasan perlunya campur tangann pemerintah
-
Mencegah perusahaan-perusahaan besar turut mempengaruhi
kbijaksanaan politik dan ekonomi
-
Mencegah organisasi buruh (gabungan) menekan pengusaha
dalam menentukan harga barang
(Deliarnov, 2995).
(3)
Peran dan Campur Tangan Pemerintah Indonesia
a)
Amanat Konstitusi (pembukaan UUD 1945) : memajukan
kesejahteraan umum, memajukan kecerdasan kehidupan bangsa dan mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
b)
Pasal 33, 34, dan 27 ayat 2, menyelenggarakan
kesejahteraan sosial seluruh rakyat memalui antara lain:
-
Penguasaan cabang-cabang produksi yang penting
-
Memelihara fakir miskin dan anak-anak terlantar
-
Penyediaan lapangan kerja.
(Undang-Undang Dasar
1945).
c)
Sistem Ekonomi Pancasila (SEP)
1)
Rumusan Mubyarto (mengacu pada GBHN)
a)
Perekonomian digerakkan oleh rangsangan ekonomi, sosial
dan moral
b)
Ada kehendak masyarkaat untuk mewujudkan pemerataan
sosial ekonomi
c)
Nasionalisme selalu menjiawi kebijaksanaan ekonomi
d)
Koperasi merupakan sokoguru perekonomian nasional
e)
Ada keseimbangan antara sentralisme dan desentralisme
dalam kebijaksanaan ekonomi.
SEP tidak
liberal-kapitalistik, juga bukan sistem ekonomi yang etastik. Meskipun demikian
sistem pasar tetap mewarnai kehidupan perekonomian (Mubyarto, 1988).
2)
Rumusan Emil Salim (mengacu pada Pancasila dan UUD
1945)
a)
Sistem Ekonomi yang khas Indonesia sebaiknya berpegang
pada pokok-pokok pikiran yang tercantum dalam Pancasila
b)
Dari Pancasila, sila keadilan sosial yang paling
relevan untuk ekonomii.
c)
Sila keadilan sosial mengandung dua makna :
-
Prinsip pembagiann pendapatan yang adil
-
Prinsip demokrasi ekonomi
d)
Pembagian pendapatann masa penjajahan tidak adil,
karena ekonomi berlangsung berdasarkan free
fight liberalisme
e)
Prinsip demokrasi ekonomi ditegaskan (diatur) dalam UUD
1945 pada pasal-pasal 23, 27, 33, 34.
2)
Landasan Filosofis : PANCASILA
a)
Ketuhanan Yang Maha Esa : landasan moral dan etik
spiritual untuk pembangunan
b)
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab: pedoman agar dalam
pembangunan semakin meningkatkan martabat manusia yang utuh.
c)
Persatuan Indonesia: pedoman agar selalu meningkatkan
rasa kesetiakawanan
d)
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/ Perwakilan : pedoman untuk meningkatkann sistem dan
semangat demokrasi dalam bidang politik maupun ekonomi.
3)
Landasan Konstitusional : UUD – 1945
a)
Prinsip-prinsip Demokrasi Ekonomi
1)
Pasal 23 : menegaskan hak-hak DPR untuk :
-
Menyetujui/ menoloak RAPBN dengan UU
-
Menetapkan pajak dengan UU
-
Menetapkan macam dan nilai Mata uang dengan UU
-
Memeriksa pertanggung jawaban keuangan negara (laporan
BPK) dengan UU.
2)
Pasal 27 : Menegaskan bahwa tiap warga negara berhak
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
3)
Pasal 34 : Faktir
miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara
4)
Pasal 33 : Antara
lain menegaskan, bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan
azas kekeluargaan (Emil Salim, Kompas 30-6-1966)
b)
Azas Kekeluargaan dan koperasi
-
Pasal 33 diilhami oleh sila-sila dalam Pancasila :
(1)
Ketuhana yang maha esa
Bangsa Indonesia selalu
mendekatkan diri kepada Tuhannya. Sesuai perintah Tuhan, kesejahteraan harus
dibagi-bagikan sseara merata di antara wara negara secara adil
(2)
Sila persatuan, kerakyatan dan keadilan sosial
-
Koperasi sebagai sokoguru ekonomi, karena berazaskan
kekeluargaan
-
Koperasi adalah organisasi ekonomi yang demokratis dan
berwatak sosial (Soemitro Djojohadikusumo, 1985)
4)
Landasan Operasional : GBHN
a.
Demokrasi pancasila dan demokrasi ekonomi
b.
Konsep “Tingal Landas” : dari ajaran WW. Rostow (the
Stages of Economic Growth) :
-
Tahap “traditional society” (tradisonal statis
-
Tahap “precondition for take-off” (Masa transisi)
-
Tahap “take-off” (lepas landas: disyaratkan antara lain
tingkat investasi lebih 10% PN)
-
Tahap “the drive to maturity” (Economi sudah matang/
dewasa)
-
Tahap “The age of high mass consumption” (konsumsi
massa yang melimpah) (B.S. Muljana, 1983).
c.
Trilogi Pembangunan
-
Tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi
-
Pemerataan pembangunan dan hasil pembangunan
-
Stabilitas nasional yang mantap
d.
Pembangunan Jangka pNajng dan Pembangunan Lima Tahun
e.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
-
Anggaran berimbang = defisit anggaran ditutup dengan
nilai lawan
-
Struktur APBN diformulasikan (sektor domestic dan
foreign)
G = R
G = Df + Dd
R = Rf + Rd
Gf + Gd
= Rf + Rd
Gd - Rd
= Rf – Gf
Dimana :
G = goernment expenditure
R = government revenue
Gf = foreign government
expenditure
Gd = domestic government
expenditure
Rf = foreign government revenue
Rd = domestic government revenue
Gd – Rd
= defisit anggaran domestic,
ditutup
Rf – Gf = surplus anggaran foreign
(Anwar Nasution, 1985)
3.3. BAHAN BACAAN
Winardi,
SE. Dr. Pengantar tentang Teori Sistem dan Analisis Sistem, Bandung,
Penerbit Alumni, 1986.
Suroso,
P.C., Perekonomian Idnoensia, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1994.
Grossman,
Gregoary, Economic Systems, New Jersey, Prentice Hall, Inc., 1967.
Sudarsono,
Pengantar Ekonomi Mikro, LP3ES, jakarta, 1983.
Deliarnov,
Perkembangan Pemikiran Ekonomi, PT. Raja Grafindo.
Mubyarto,
Sistem dan Moral Ekonomi Indonesia, LP3E, Jakarta.
Salim,
Emil, “Sistem Ekonomi Pancasila”, (Kompas, 30 Juni 1966). Dalam redaksi Harian
Kompas, Penyunting, Mencari Bentuk Ekonomi Indonesia, PT. Penerbit
Gramedia, Jakarta, 1982.
Djojohadikusumo,
Soemitro, Trilogi Pembangunan dan Ekonomi Pancasila, IKPN-RI, Jakarta,
1985
Muljana,
B.S., Pembangunan Ekonomi dan Tingkat Kemajuan Ekonomi Indonesia,
Penerbit FE-UI, Jakarta, 1983.
Nasution,
Anwar, “Aspek Ekonomi Anggaran Belanja Negara Setelah Kenaikan Migas”, dalam
Anwar Nasutioan, Ed., Peluang dan Tantangan Pembangunan Sampai 1989,
Penerbit Sinar Harapan, Jakarta, 1985.
Dosen Pengasuh,
Perekonomian Idnoensia
Munawir, SE
PERAN DAN PELAKU EKONOMI
1. Peran BUMN, BUMS sepanjang Sejarah
Perekonomian Indonesia :
- Peran sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi
Sampai awal
tahun 1980-an BUMN memegang peranan penting. Sejak akhir tahun 1980-an BUMS
yang pegang peranan penting. BUMN dan BUMS skala USB memiliki modal besar.
- Peran sebagai Pencipta lapangan kerja
BUMS terutama
yang berskala USM dan USK (UKM, UMKM) karena jumlhanya yang besar tersebar
diseluruh Indonesia, bersifat padat karya.
- Peran sebagai menjaga kelestarian alam/ lingkungan
BUMN, karena
milik negara, kepanjangan tangan pemerintah sehingga bisa menjalankan semua
kebijakan pemerintah sesuai UU lingkungan hidup.
2. Perbedaan Sifat BUMN, BUMS dan Koperasi
Perihal |
BUMN
|
BUMS
|
Koperasi
|
a. Pendiriannya
|
Pemerintah + DPR dengan
undang-undang
|
Pemilik modal swasta
|
Para anggota yang setuju
|
b. Modal
|
Dari negara
|
Dari pemilik modal perorangan
|
Dari simpanan para anggota
|
c. Daya Tahan
|
Tergantung keuangan negara
|
Tergantung perkembangan pasar
|
Partisipasi anggota dan
kejujuran pengurus
|
d. Kecenderungan
|
Etatisme, sosialism
|
Individualisme, kapitalisme
|
Bersifat campuran/ kolektivisme
+ individualisme
|
3. Penyebab Inefisiensi pada BUMN
- Bersumber pada dua elemen esensial pada BUMN
-
Tujuan sosial (public) : cenderung banyak pengeluaran,
mementingkan efektivitas
-
Tujuan bisnis (enterprise) : cednderung mengurangi
pengukuran, mementingkan efisiensi
-
Sikap manajemen sering ragu-ragu tidak tegas karena dua
ukuran tersebut sehingga efeknya inefisiensi
- Bersumger dari sejarah pendiriannya :
-
BUMN adalah produk politik, didirikan oleh pemerintah
bersama DPR dengan UU
-
Operasi BUMN banyak melibatkan biorkasi dengan
pemerintah maupun dengan DPR. Keputusan-keputusan manajemen selalu lambat dan
bersifat kompromis, karena itu tidak efektif dan tidak efisien.
4. Alasan Pemerintah melepas saham BUMn
(swastanisasi)
Alasan pemerintah melepas saham (swastanisasi) BUMN
adalah :
- Kesulitan mendapatkan dana untuk menutup defisit APBN
- Untuk menarik investor domestik atau asing dalam kegiatan ekonomi di Indonesia.
- Telah terikat pada kesepakatan (perjanjian) dengan IMF sewaktu Indonesia mendapat bantuan hutang.
5. dampak Positif dan negatif pelepasan sasham
- Bagi Perusahaan
-
Positif : mendapat tambahan modal, meningkatkan kinerja
dan laba
-
Negatif : pengendalian pemerintah berkurang/ hilang,
campur tangan swsata / asing sangat kuat.
- Bagi Perekonomian Indonesia
-
Positif : tambahan investasi, pertumbuhan ekonomi
meningkat.
-
Negatif : sebagian / seluruh laba BUMn di transfer ke
Luar Negeri, mengurangi cadangan devisa
6. Kriteria dalam melaksanakan privatisasi
- BUMN yang diprivatisasi sudah sehat
- BUMN yang diprivatisasi tidak menguasai selumber kebutuhan rakyat banyak
- Proses privatisasi transsparan, sesuai prosedur dan perundangan yang belraku
Keren sob
BalasHapuswww.kiostiket.com
Terimakasih sangat membantu sekali artikelnya
BalasHapusTerimakasih sangat membantu sekali artikelnya
BalasHapus