Source from:
-
Tambunan,Tulus (2003), Perekonomnian Indonesia ,”Ghalia
Indonesia,Jakarta.
Dicatat kembali
Oleh :
Nama :
ISMAYAN Nim : 312111001
Nama : CITRA Nim : 312110005
Nama : SION PURBA Nim : 31xxxxxxx
Nama : AGUSTINUS Nim : 31xxxxxxx
Nama : BAYU Nim : 31xxxxxxx
Dosen Pengasuh :
Ir. NATRIONT., S.E.,Ak., M.Ak
Nama : CITRA Nim : 312110005
Nama : SION PURBA Nim : 31xxxxxxx
Nama : AGUSTINUS Nim : 31xxxxxxx
Nama : BAYU Nim : 31xxxxxxx
Dosen Pengasuh :
Ir. NATRIONT., S.E.,Ak., M.Ak
SEKOLAH
TINGGI ILMU EKONOMI MH. THAMRIN JAKARTA -2013
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...................................................................................1
DAFTAR ISI..................................................................................................2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ...............................................................3
1.2. Perumusan Masalah.......................................................................5
1.3. Tujuan............................................................................................5
1.4. Manfaat .........................................................................................6
1.5. Ruang Lingkup ..............................................................................6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Kemiskinan........................................................................7
2.2
Ketimpangan / Kesenjangan Pendapatan........................................10
2.3
Indikator – indikator Kemiskinan....................................................11
2.4
Indikator – indikator Ketimpangan / Kesenjangan
Pendapatan.......12
2.5
Faktor – faktor penyebab kemiskinan..............................................12
2.6
Dampak Kemiskinan dan Cara mengatasinya .................................15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................21
3.2 Saran...........................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................
KATA PENGANTAR
Mari kita belajar dari sekarang akan
pentingnya pemerataan ekonomi,dan kemakmuran yang menjadi hak bagi setiap warga
negara. Semoga dengan makalah ini yang menguak sedikit tentang “KEMISKINAN DAN
KESENJANGAN PENDAPATAN” dapat menjadi motivasi, inovasi dan juga daya kreasi kita untuk dapat memajukan
perekonomian keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
Negara baru bisa dikatakan makmur, subur dan sejahtera apabila didalam negara tersebut kehidupan ekonomis
seluruh penduduknya berada pada rata-rata, atau di atas rata-rata angka
kemiskinan. Bagaimanakah dengan Negara kita Indonesia? Sebagai Negara yang kaya
akan sumber daya alam, tentunya kita bangga dan patut bersyukur kepada Tuhan
atas apa yang negara kita miliki. Namun, dimanakah letak kebanggaan
itu seharusnya diletakkan. Apakah dipundak? Dihati? atau dijiwa kita ?. Janganlah kita berbangga jika kita hanya menjadi penonton
!
Jangan kita berbangga jika kita hanya menjadi penerus!
Dan jangan bangga pula bila kita menjadi penikmat. Bangga yang harusnya ada
dalam benak kita adalah bangga akan apa yang telah kita perbuat dengan alam,
dan bagaimana kita mengelola kekayaan alam ini dengan sebaik-baiknya.
Makalah “KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN” yang kami sajikan ini hendaknya bisa menjadi
modal bagi kita untuk membuka mata akan kebenaran dan keobjektifan pemerintah
dalam menjalankan Visi dan Misinya. Adapun kesempurnaan itu hanya milik Tuhan.
Dan kami berharap kita sebagai generasi kreatif, inovatif dan motivatif mampu menghadirkan informasi-informasi yang saling melengkapi
dan saling menyempurnakan apa yang sesungguhnya bangsa kita ini alami saat ini.
Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena ridho-Nya, makalah ini dapat
terselesaikan.
Jakarta, Januari 2013
Penullis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Masalah
Negara Indonesia dikenal sebagai
Negara agraris, atau yang biasa dikenal sebagai Negara yang sebagian
besar penduduknya bergerak dalam bidang pertanian. Dalam Pembukaan UUD 1945
mengamanatkan pemerintah Indonesia agar memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
bangsa. Namun dalam kenyataannya pemerintah tidak mempunyai kepekaan yang
serius terhadap kaum miskin.
Kemiskinan merupakan problematika kemanusiaan yang mendunia dan hingga kini
masih menjadi isu sentral di belahan bumi manapun. Selain bersifat laten dan
aktual, kemiskinan adalah penyakit sosial ekonomi yang tidak
hanya dialami oleh negara-negara berkembang melainkan juga negara maju seperti
Inggris dan Amerika Serikat.
Jika kita lihat dari dampak yang ditimbulkan oleh korupsi ini,
hampir semua
lapisan masyarakat merasakannya. Bagi kalangan pengusaha korupsi
menyebabkan persaingan yang tidak kompetitif antar pengusaha karena semua
proses harus melalui uang pelicin dan memerlukan waktu yang lama.
Bagi masyarakat
bawah korupsi justru menimbulkan biaya hidup yang lebih tinggi,
harga-harga menjadi mahal akhirnya mencul banyak pengemis seperti yang kita bahas di depan. Pengangguran,
pemerasan, hingga pembunuhan yang sumber utamanya adalah uang,
hanya dengan satu alasan untuk hidup dan munculnya Undang-Undang Korupsi dan Undang-Undang Komisi
Pemberantasan Korupsi bisa dijalankan dengan baik. Namun pada kenyataannya
kinerja KPK ini belum memuaskan hati publik,
karena banyak kasus korupsi yang penanganannya belum
tuntas. Diantaranya kasus korupsi pajak dan kasus yang dialami dari beberapa
anggota Partai Demokrat belakangan ini .
Pada hal ini penyusun mencoba memaparkan kemiskinan di Negara Indonesia . Kemiskinan
merupakan hal yang kompleks kerana menyangkut berbagai
macam aspek seperti hak untuk terpenuhinya pangan,
kesehatan, pendidikan, pekerjaan dan sebagainya. Agar kemiskinan di Indonesia dapat
menurun diperlukan dukungan dan kerja sama dari pihak masyarakat dan keseriusan
pemerintah dalam menangani masalah ini.
Kemiskinan merupakan masalah multidimensi dan lintas sektor yang
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, antara lain: tingkat
pendapatan, kesehatan, pendidikan, akses terhadap barang dan jasa, lokasi,
geografis, gender, dan kondisi lingkungan.
Bila kita melihat sebenarnya kesejahteraan itu milik pemerintah, atau para
pegawai negeri. Dan orang –orang yang
bergerak dalam organisasi pemerintah tingkat atas. Dan sebagian besar juga bagi
para pengusaha –pengusaha yang ruang lingkupnya besar. Golongan orang-orang
kelas atas inilah yang akan selalu menjadi penguasa, dan monopoli terhadap
golongan kelas menengah ke bawah.
1.2
Perumusan Masalah
Dalam tugas terstruktur individu ini, penyusun yang membahas mengenai
masalah kemiskinan, didapatkan rumusan masalah yang akan di bahas dalam
analisis permasalahan. Rumusan masalah tersebut, adalah sebagai berikut :
-
Apa yang menjadi masalah dasar dalam pengentasan kemiskinan di Indonesia ?
-
Apa yang menjadi penyebab dari kemiskinan dan kesenjangan pendapatan?
1.3
Tujuan
Adapun tujuan dibuat makalah yang membahas tentang kemiskinan dan
kesenjangan pendapatan di Indonesia ini adalah sebagai berikut:
1.
Menumbuhkan kesadaran masyarakat Indonesia yang mampu dalam hal materi agar
ikut berperan serta untuk mengentaskan kemiskinan dan kesenjangan pendapatan di
Indonesia.
2.
Memberikan informasi kepada masyarkat
Indonesia untuk menghadapi kemiskinan dan kesenjangan pendapatan yang
merupakan tantangan global dunia ketiga.
3.
Untuk mengetahui sejauh mana upaya yang dilakukan Pemerintah dalam mengentaskan
kemiskinan.
1.4
Manfaat
1.
Bagi penulis
Penulisan makalah ini disusun sebagai salah satu
pemenuhan tugas terstruktur dari mata kuliah” Perekonomian Indonesia”. Serta
mampu menjadi sumber informasi bagi masyarakat.
2.
Bagi pihak lain
Makalah ini diharapakan dapat menambah referensi pustaka
yang berhubungan dengan permasalahan dan upaya penyelesaian kemiskinan dan
kesenjangan pendapatan di Indonesia.
1.5
Ruang lingkup
Makalah mengambil sampel ruang lingkup berupa masyarakat Indonesia secara menyeluruh.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1Definisi kemiskinan
Definisi tentang kemiskinan telah mengalami
perluasan, seiring dengan semakin kompleksnya faktor penyebab, indikator maupun
permasalahan lain yang melingkupinya. Kemiskinan tidak lagi hanya dianggap
sebagai dimensi ekonomi melainkan telah meluas hingga kedimensi sosial,
kesehatan, pendidikan dan politik. Menurut Badan Pusat Statistik, kemiskinan
adalah ketidakmampuan memenuhi standar minimum kebutuhan dasar yang meliputi
kebutuhan makan maupun non makan. Definisi dibuat tergantung dari latar
belakang dan tujuan, juga tergantung dari sudut mana definisi tersebut
ditinjaunya, untuk kepentingan apa definisi tersebut dibuat. Biasanya
definisi-definisi tersebut akan saling melengkapi antara yang satu dengan yang
lainnya.
Definisi kemiskinan dilihat dari beberapa segi :
1. Dilihat
dari standar kebutuhan hidup yang layak / pemenuhan kebutuhan pokok.
Golongan
ini mengatakan bahwa kemiskinan itu adalah tidak terpenuhnya
kebutuhan-kebutuhan pokok/dasar disebabkan karena adanya kekurangan
barang-barang dan pelayanan –pelayanannya yang dibutuhkan untuk memenuhi
standar kebutuhan yang layak.
Ini
merupakan kemiskinan absolut/mutlak yakni tidak terpenuhinya standar kebutuhan
pokok/dasar.
2. Dilihat
dari segi pendapatan/ penhasilan income
Kemiskinan
oleh gonlongan dilukiskan sebagai kurangya pendapatan/penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan hidup yang pokok.
3. Dilihat dari segi kesempatan / Opportunity
Kemiskinan
adalah karena ketidaksamaan kesempatan untuk mengakumulasikan (meraih) basis
kekuasaan sosial meliputi :
a. Keterampilan
yang memadai.
b. Informasi/pengetahuan
– pengetahuan yang berguna bagi kemajuan hidup.
c. Jaringan-jaringan
sosial ( Social Network ).
d. Organisasi-organisasi
sosial dan politik.
e. Sumber-sumber
modal yang diperlukan bagi peningkatan pengembangan kehidupan.
4. Dilihat
dari segi keadaan / kondisi
Kemiskinan
sebagai suatu kondisi / keadaan yang bisa dicirikan dengan :
a. Kelaparan/kekurangan
makan dan gizi.
b. Pakaian
dan perumahan yang tidak memadai.
c. Tingkat
pendidikan yang rendah.
d. Sangat
sedikitnya kesempatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang pokok.
5. Dilihat
dari segi penguasaan terhadap sumber-sumber
Menurut
golongan ini kemiskinan merupakan keterlantaran yang disebabkan oleh penyebaran
yang tidak merata dan sumber-sumber ( Malldistribution of Resources), termasuk
didalamnya pendapatan / income.
6. Kemiskinan
menurut Drewnowski
Drewnowski
( Epi Supiadi:2003) mencoba menggunakan indikator-indikator sosial untuk
mengukur tingka-tingkat kehidupan ( The Level of Living Index ). Menurutnya
terdapat tiga tingkatan kebutuhan untuk menentukan tingkat kehidupan seseorang
:
a. Kehidupan
fisik dasar ( Basic Fisical Needs ), yang meliputi gizi/nutrisi,
perlindungan/perumahan ( Shelter/housing ) dan kesehatan.
b. Kebutuhan
budaya dasar ( Basic Cultural Needs), yang meliputi pendidikan,penggunaan waktu
luang dan rekreasi dan jaminan sosial (Social Security).
c. High
income, yang meliputi pendapatan yang surplus atau melebihi takarannya.
Definisi kemiskinan dilihat dari beberapa konsep adalah :
1. BAPPENAS
Tidak mampu
memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang
bermartabat.
2. BPS
Bilamana
jumlah rupiah yang dikeluarkan atau dibelanjakan untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi kurang dari 2.100 kalori perkapita.
3. Bank
Dunia
Tidak
tercapainya kehidupan yang layak dengan penghasilan 1,00 dolar AS perhari .
4. BKKBN
keluarga miskin jika :
a. Tidak
dapat melaksanakan ibadah menurut keyakinannya.
b. Tidak
mampu makan sehari dua kali.
c. Tidak
memiliki pakaian berbeda untuk dirumah,bekerja atau sekolah dan berpergian.
d. Tidak
bagian terluas dari rumahnya berlantai tanah.
e. Mampu
membawa anggota keluarga sarana kesehatan.
5. WB
( 2001) kemiskinan adalah suatu kondisi terjadinya kekurangan pada taraf hidup
manusia baik fisik atau sosial.
Dari
berbagai sudut pandang tentang pengertian kemiskinan ,pada dasarnya bentuk
kemiskinan dapat dikelompokkan menjadi tiga pengertian, yaitu :
·
Kemiskinan Absolut
Kemiskinan
Absolut adalah sejumlah penduduk yang tidak mampu mendapatkan sumber daya yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar.
·
Kemiskinan Relatif
Seseorang
yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah hidup diatas garis kemiskinan
namun masih berada dibawah kemampuan masyarakat disekitarnya.
·
Kemiskinan Kultural
Kemiskinan
Kultural berkaitan erat dengan sikap seseorang atau sekelompok masyarakat yang
tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari
pihak lain yang membantunya.
2.2 Ketimpangan / Kesenjangan Pendapatan
Ketimpangan
pendapatan yang terjadi di Indonesia sangat terlihat jelas, dari istilah yang
kayak semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Hal ini sangat berdampak
pada pendapatan tersebut tidak cukup hanya bicara mengenai subsidi modal
terhadap kelompok miskin maupun peningkatan pendidikan ( ketrampilan ) tenaga
kerja di Indonesia. Lebih penting dari itu ,persoalan yang terjadinya
sesungguhnya adalah akibat kebijakan pembangunan ekonomi yang kurang tepat dan
bersifat struktural. Maksudnya kebijakan masa lalu yang begitu menyokong sektor
industri dengan mengorbankan sektor lainnya patut direvisi karena telah
mendorong munculnya ketimpangan sektoral yang berujung kepada kesenjangan
pendapatan. Dari perspektif ini agenda mendesak bagi Indonesia adalah
memikirkan kembali secara serius model pembangunan ekonomi yang secara serius
model pembangunan ekonomi yang secara serentak bisa memajukan semua sektor
dengan melibatkan seluruh rakyat sebagai partisipan. Sebagian besar ekonom
meyakini bahwa strategi pembangunan itu adalah modernisasi pertanian dengan
melibatkan sektor industri sebagai unit pengolahnya.
Ketimpangan
atau kesenjangan pendapatan adalah menggambarkan distribusi pendapatan
masyarakat di suatu daerah atau wilayah pada waktu tertentu. Kaitan kemiskinan
dengan ketimpangan pendapatan ada beberapa pola yaitu :
·
Semua anggota masyarakat mempunyai income tinggi ( tak ada
miskin) tetapi ketimpangan pendapatannya tinggi.
·
Semua anggota masyarakat mempunyai income tinggi ( tak ada
miskin) tetapi ketimpangan pendapatannya rendah ( ini yang paling baik).
·
Semua anggota masyarakat mempunyai income rendah ( semuanya
miskin) tetapi ketimpangan pendapatannya tinggi.
·
Semua anggota masyarakat mempunyai income yang rendah
(semuanya miskin) tetapi ketimpangan pendapatannya rendah.
·
Tingkat income masyaraka bervariasi ( sebagian
miskin,sebagian tidak miskin)tetapi ketimpangan pendapatannya tinggi.
·
Tingkat income masyarakat bervariasi (sebagian miskin,
sebagian tidak miskin)tetapi ketimpangan
pendapatannya rendah.
2.3Indikator
– indikator kemiskinan
Untuk
menuju solusi kemiskinan penting bagi kita untuk menelusuri secara detail
indikator kemiskinan tersebut. Adapun indikator – indikator kemiskinan
sebagaimana dikutip dari Badan Pusat Statistik, antara lain sebagai berikut :
1. Ketidakmampuan
memenuhi kebutuhan dasar ( sandang,pangan, papan ).
2. Tidak
adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya ( kesehaatan, pendidikan,
sanitasi, air bersih dan transportasi ).
3. Tidak
adanya jaminan masa depan ( karena tiadanya investasi untuk pendidikan dan
keluarga ).
4. Kerentangan
terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massa.
5. Rendahnya
kualitas sumber daya manusia dan terbatasnya sumber daya alam.
6. Kuranganya
apresiasi dalam kegiatan sosial masyarakat.
7. Tidak
adanya akses dalam lapangan kerja dan mata pencaharian yang berkesinambungan.
8. Ketidakmampuan
untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental.
9. Ketidakmampuan
dan ketidaktergantungan sosial ( anak-anak terlantar, wanita korban kekerasan
rumah tangga,janda miskin,kelompok marginal dan terpencil ).
2.4 Indikator - indikator Kesenjangan Pendapatan
Adapun indikator – indikator kesenjangan pendapatan
antara lain sebagai beikut :
1.
UMR yang ditentukan pemerintah antara pegawai swasta dan pegawai Pemerintah
yang berbeda.
2.
PNS ( golongan atas ) lebih sejahtera dibandingkan petani.
3.
Pertanian kalah jauh dalam menyuplai Produk Domestik Bruto ( PDB ) yang
hanya sekitar 9.3 % di tahun 2011, padahal Indonesia merupakan Negara agraris.
2.5 Faktor - faktor Penyebab Kemiskinan
Yang
menyebabkan kemiskinan bisa terjadi, yaitu :
1.
Kemiskinan alamiah.
Kemiskinan
alamiah terjadi akibat sumber daya alam yang terbatas,penggunaan teknologi yang
rendah,dan bencana alam.
2.
Kemiskinan buatan.
Kemiskinan
ini terjadi karena lembaga-lembaga yang ada di masyarakat membuat sebagian
anggota masyarakat tidak mampu menguasai sarana ekonomi dan berbagai fasilitas
lain yang tersedia hingga mereka tetap miskin.
Selain
itu,penyebab kemiskinan di negara Indonesia adalah :
a.
Laju Pertumbuhan Penduduk.
Pertumbuhan
penduduk Indonesia terus menigkat di setiap 10 tahun menurut hasil sensus
penduduk.
Meningkatnya
jumlah penduduk membuat Indonesia semakin terpuruk dengan keadaan ekonomi yang
belum mapan. Jumlah penduduk yang bekerja tidak sebanding dengan jumlah beban
ketergantungan. Penghasilan yang minim ditambah dengan banyaknya beban
ketergantungan yang harud ditanggung membuat penduduk hidup di bawah garis
kemiskinan.
b.
Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja dan Pengangguran.
Secara
garis besar penduduk suatu negara dibagi menjadi dua yaitu tenaga kerja dan
bukan tenaga kerja. Yang tergolong tenaga kerja ialah penduduk yang berumur
didalam batas usia kerja. Batasan usia kerja berbeda-beda disetiap negara yang
satu dengan yang lain. Batas usia kerja yang dianut oleh Indonesia ialah
minimum 10 tahun tanpa batas umur maksimum. Jadi setiap orang atau semua
penduduk kesenjangan dikatakan lunak,distribusi pendapatan nasional dikatakan
cukup merata.
c.
Tingkat pendidikan yang rendah.
Rendahnya
kualitas penduduk juga merupakan salah satu penyebab kemiskinan di suatu
negara. Ini disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan dan tingkat
pengetahuan tenaga kerja. Untuk adanya perkembangan ekonomi terutama industry,
jelas sekali dibutuhkan lebih banyak tenaga kerja yang mempunyai skill atau
paling tidak dapat membaca dan menulis.
d.
Kurangnya perhatian dari pemerintah.
Pemerintah
yang kurang peka terhadap laju pertumbuhan masyarakat miskin dapat menjadi
salah satu faktor kemiskinan. Pemerintah tidak dapat memutuskan kebijakan yang
mampu mengendalikan tingkat kemiskinan di negaranya. Faktor lain yang masih memperlambat
pencapaian penurunan kemiskinan sebagai berikut :
1.Belum
meratanya program pembangunan,khususnya di pedesaan,luar Pulau Jawa,daerah
terpencil,dan daerah perbatasan. Sekitar 63.5% penduduk miskin hidup di daerah
pedesaan. Kemiskinan diluar Pulau Jawa
termasuk Nusa Tenggara, Maluku dan Papua juga lebih tinggi dibandingkan di Pulau
Jawa. Oleh karena itu, upaya penanganan kemiskinan seharusnya lebih difokuskan
di daerah-daerah tersebut.
2.Masih
terbatasnya akses masyarakat miskin terhadap pelayanan dasar.
3.Masih
besarnya jumlah penduduk yang rentan untuk jatuh miskin,baik karena guncangan
ekonomi,bencana alam,dan juga akibat kurangnya akses terhadap pelayanan dasar
dan sosial.
4.Kondisi
kemiskinan sangat dipengaruhi oleh fluktuasi harga kebutuhan pokok. Sehubungan
dengan itu ,upaya penanggulangan kemiskinan melalui stabilitas harga kebutuhan
pokok harus dilakukan secara komprehensif dan terpadu. Hal ini bertujuan agar
penanggulangan kemiskinan,baik di perdesaan maupun perkotaan dapat berjalan
secara efektif dan efisien.
Menurut Todaro (1997) menyatakan
bahwa variasi kemiskinan dinegara berkembang disebabkan oleh beberapa faktor,
yaitu:
(1) perbedaan geografis, jumlah penduduk dan
tingkat pendapatan,
(2) perbedaan sejarah, sebagian dijajah oleh
Negara yang berlainan,
(3) perbedaan
kekayaan sumber daya alam dan kualitas sumber daya manusianya
(4)
perbedaan peranan sektor swasta dan negara,
(5)
perbedaan struktur industri,
(6)
perbedaan derajat ketergantungan pada kekuatan ekonomi dan politik negara lain
(7) perbedaan pembagian kekuasaan, struktur
politik dan kelembagaan dalam negeri.
Tingginya
angka pengangguran disebabkan oleh tingginya tingkat pertumbuhan tenaga kerja
dan rendahnya investasi perkapita, dan tingginya pertumbuhan tenaga kerja
disebabkan oleh penurunan tingkat kematian dan rendahnya investasi perkapita
disebabkan oleh tingginya ketergantungan terhadap teknologi asing yang hemat
tenaga kerja. Selanjutnya rendahnya tingkat pendapatan berpengaruh terhadap
tingkat kesehatan, kesempatan pendidikan, pertumbuhan tenaga kerja dan
investasi perkapita.
Studi
empiris Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Departemen Pertanian (1995) yang
dilakukan pada tujuh belas propinsi di Indonesia, menyimpulkan bahwa ada enam
faktor utama penyebab kemiskinan, yaitu:
1.
Rendahnya kualitas sumber daya manusia, hal ini ditunjukkan dengan rendahnya
tingkat pendidikan, tingginya angka ketergantungan, rendahnya tingkat
kesehatan, kurangnya pekerjaan alternatif, rendahnya etos kerja, rendahnya
keterampilan dan besarnya jumlah anggota keluarga.
2.
Rendahnya sumber daya fisik, hal ini ditunjukkan oleh rendahnya kualitas dan
aset produksi serta modal kerja.
3.
Rendahnya penerapan teknologi, ditandai oleh rendahnya penggunaan input
mekanisasi pertanian.
4.
Rendahnya potensi wilayah yang ditandai dengan oleh rendahnya potensi fisik dan
infrastruktur wilayah.
5. Kurang tepatnya kebijaksanaan yang dikukan
oleh pemerintah dalam investasi dalam rangka pengentasan kemiskinan.
6.
Kurangnya peranan kelembagaan yang ada.
Menurut
Ginanjar (1996) ada 4 faktor penyebab kemiskinan, faktor-faktor tersebut antara
lain:
a. Rendahnya
taraf pendidikan
b. Rendahnya
taraf kesehatan.
c. Terbatasnya
lapangan kerja.
d. Kondisi
keterisolasian.
Kemiskinan
melekat pada diri penduduk miskin, mereka miskin karena tidak memiliki aset
produksi dan kemampuan untuk meningkatkan produktivitas. Mereka tidak memiliki
aset produksi karena mereka miskin, akibatnya mereka terjerat dalam lingkungan
kemiskinan tanpa ujung dan pangkal.
Pendapat
Ginanjar (1996) bahwa kemiskinan disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
a. Sumber daya alam yang rendah.
b. Teknologi dan unsur penduduknya yang
rendah.
c. Sumber daya manusia yang rendah.
d. Saran dan prasarana termasuk kelembagaan
yang belum baik.
World bank
( 2000) memberikan resep baru dalam memerangi kemiskinan dengan 3 pilar yaitu :
a) Pemberdayaan
yaitu proses peningkatan kapasitas penduduk miskin untuk mempengaruhi
lembaga-lembaga pemerintah yang mempengaruhi kehidupan mereka dengan memperkuat
partisipasi mereka dalam proses politik dan pengambilan keputusan tingkat
lokal.
b) Keamanan
yaitu proteksi bagi orang miskin terhadap goncangan yang merugikan melalui
manajemen yang lebih baik dalam menangani goncangan ekonomi makrodan jaringan
pengamanan yang lebih komprhensif.
c) Kesempatan
yaitu proses peningkatan askes kaum miskin terhadap modal fisik dan modal
manusia dan peningkatan tingkat pengembalian dari asset-asset tersebut.
ADB (1999)
menyatakan ada 3 pilar untuk mengentaskan kemiskinan yaitu :
a) Pertumbuhan
berkelanjutan yang prokemiskinan.
b) Pengembangan
sosial yang mencakup:Pengembangan SDM,modal sosial,perbaikan status perempuan,
dan perlindungan sosial.
d) Manajemen
ekonomi makro dan pemerintahan yang baik yang dibutuhkan untuk mencapai
keberhasilan.
e) Faktor
tambahan:
* Pembersihan polusi udara dan air kota-kota besar.
* Reboisasi hutan,penumbuhan SDM, dan perbaikan tanah.
Strategi oleh pemerintah
dalam mengentaskan kemiskinan adalah :
a). Jangka pendek yaitu
membangun sektor pertanian,usaha kecil dan ekonomi pedesaan.
b). Jangka menengah dan panjang mencakup :
* Pembangunan dan penguatan sektor swasta
* Kerjasama regional
* Manajemen APBN dan administrasi
* Desentralisasi
* Pendidikan dan kesehatan
* Penyediaan air bersih dan pembangunan perkotaan
* Pembagian tanah pertanian yang merata.
2.6
Dampak
Kemiskinan dan Cara Mengatasinya.
Kemiskinan
merupakan suatu fenomena yang sering ditemui, entah itu di negara maju atau pun
di negara berkembang seperti Indonesia. Banyaknya masalah kemiskinan di
Indonesia itu tentunya disebabkan oleh beberapa faktor pemicu. Dari faktor
pemicu inilah akan tercipta suatu dampak kemiskinan.
Dampak
dari kemiskinan terhadap masyarakat umumnya begitu banyak dan kompleks yaitu :
-
Pengangguran
Karena
tidak bekerja dan tidak memiliki penghasilan mererka tidak mampu memenuhi kebutuhan
pangannya. Secara otomatis pengangguran telah menurunkan daya saing dan beli
masyarakat. Sehingga,akan memberikan dampak secara langsung terhadap tingkat
pendapatan,nutrisi,dan tingakt pengeluaraan rata-rata.
-
Kekerasan
Sesungguhnya
kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini efek dari pengangguran. Karena seseorang
tidak mampu lagi mencari nafkah melalui jalan yang benar dan halal. Ketika
tidak ada lagi jaminan bagi seseorang dapat bertahan dan menjaga keberlangsungan
hidupnya maka jalan pintas pun dilakukan,seperti merampok,menodong,mencuri atau
menipu ( dengan cara mengintimidasi orang lain) didalam kendaraan umum.
-
Pendidikan
Tingkat
putus sekolah yang tinggi merupakan fenomena yang terjadi dewasa ini.Mahalnya
biaya pendidikan membuat masyarakat miskin tidak dapat lagi menjangkau dunia
sekolah atau pendidikan. Mereka tidak dapat menjangkau dunia pendidikan yang
sangat mahal itu. Sebab mereka begitu miskin. Untuk makan satu kali sehari saja
mereka sudah kesulitan. Tingginya tingkat putus sekolah berdampak pada
rendahnya tingkat pendidikan seseorang. Dengan begitu akan mengurangi
kesempatan seseorang mendapatkan pekerjaan
yang lebih layak.
-
Kesehatan
Seperti
kita ketahui,biaya pengobatan sekarang sangat mahal. Hampir setiap klinik
pengobatan apalagi rumah sakit swasta besar menerapkan tarif atau ongkos
pengobatan yang biayanya melangit. Sehingga ,biayanya tak terjangkau oleh kalangan
miskin.
-
Konflik sosial bernuasa SARA
Tanpa
bersikap munafik konflik SARA muncul akibat ketidakpuasan dan kekecewaan atas
kondisi miskin yang akut. Hal ini menjadi bukti lain dari kemiskinan yang kita
alami. M Yudhi Haryono menyebut akibat ketiadaan jaminan keadilan”keamanan” dan
perlindungan hukum dari negara,persoalan ekonomi-politik yang obyektif
disublimasikan ke dalam bentrokan identitas yang subjtektif.
Terlebih
lagi fenomena bencana alam yang kerap melanda negeri ini yang berdampak
langsung terhadap meningkatnya jumlah orang miskin. Kesemuanya menambah deret
panjang daftar kemiskinan. Dan, semuanya terjadi hampir merata di setiap daerah
di Indonesia ,baik di pedesaan maupun di perkotaan.
Pada
prinsipnya, pemerintah dalam program pembangunannya telah menjadikan kemiskinan
sebagai salah satu fokus utamanya. Program umum pemerintah sendiri adalah
program pembangunan yang berfokus pada pengentasan kemiskinan, peningkatan
pertumbuhan ekonomi dan perluasan lapangan kerja.
Banyak
kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk dapat mengatasi berbagai macam
masalah kemiskinan, antara lain adalah sebagai berikut :
1. Kebijaksanaan
tidak langsung
Kebijaksanaan
tidak langsung diarahkan pada penciptaan kondisi yang menjamin kelangsungan
setiap upaya penanggulangan kemiskinan. Kondisi yang dimaksudkan antara lain
adalah suasana sosial politik yang tentram, ekonomi yang stabil dan budaya yang
berkembang.
2. Kebijaksanaan
langsung
Kebijaksanaan
langsung diarahkan kepada peningkatan peran serta dan produktifitas sumber daya
manusia ,khususnya golongan masyarakat berpendapatan rendah. Melalui penyediaan
kebutuhan dasar seperti sandang,pangan dan papan, kesehatan dan pendidikan,
serta pengembangan kegiatan – kegiaatan sosial ekonomi yang berkelanjutan untuk
mendorong kemandirian golongan masyarakat yang berpendapatan rendah.
Selain
dari pihak pemerintah, dari pihak masyarakaat yang bersangkutan pun juga
mengatasi kemiskinan di negeri ini ,langkah-langkah tersebut adalah :
1. Usaha
individu
Seseorang
boleh berusaha untuk menyelesaikan maslah kemiskinan yang dihadapinya oleh
dirinya. Pada lazimnya seseorang itu dapat mengatasi kemiskinan dirinya dengan
cara penerusan pendidikan ke jenjang yang tinggi.
2. Penyedekahan
Penyedekahan
merupakan saru cara yang baik untuk membantu golongan termiskin dalam
masyarakat .Tetapi ia tidak dapat mengatasi masalah kemiskinan secara keseluruhan.
3. Pembangunan
Ekonomi
Pembangunan
ekonomi dengan cara penambahan barang-barang dan perkhidmatan yang ditawarkan
dalam pasaran di sebuah negara, pembangunan ekonomi merupakan cara yang paling
berkesan untuk mengatasi masalah kemiskinan.
4. Pembangunan
Masyarakat
5. Pasaran
Bebas
Jika ada
pembangunan ekonomi ada pula pengurangan kemiskinan. Jika KDNK tumbuh dengan 1%
kemiskinan akan dikurangi dengan lebih kurang 1%.
Selain
dengan cara –cara diatas , kemiskinan juga dapat diatasi dengan cara sebagai
berikut :
1. Bantuan
kemiskinan atau membantu secara langsung kepada orang miskin. Ini telah menjadi
bagian pendekatan dari masyarakat Eropa sejak zaman pertengahan.
2. Bantuan
terhadap keadaan individu. Banyak macam kebijakan yang dijalankan untuk
mengubah situasi orang miskin berdasarkan perorangan termasuk
hukuman,pendidikan,kerja sosial,pencarian krja,dan lain-lain.
3. Persiapan
bagi yang lemah . daripada memaberikan bantuan secara langsung kepada orang
miskin ,banyak negara sejahtera menyediakan bantuan untuk orang yang
dikategorikan sebagai oran g yang lebih miskin, seperti orang tua atau orang
dengan ketidakmampuan , atau keasdaan yang membuat orang miskin, seperti kebutuhan
akan perawatan kesehatan.
Rendahnya
beberapa faktor di atas menyebabkan rendahnya aktivitas ekonomi yang dapat
dilakukan oleh masyarakat. Dengan rendahnya aktivitas ekonomi yang dapat
dilakukan berakibat pada rendahnya produktivitas dan pendapatan yang diterima
yang pada gilirannya pendapatan tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhan fisik
minimum yang menyebabkan terjadinya proses kemiskinan.
BAB III
KESIMPULAN DAN
SARAN
1.
Kesimpulan
Masalah
kemiskinan di Indonesia memang sangat rumit untuk dipecahkan. Dan tidak hanya
di Indonesia saja sebenarnya yang mengalami jerat kemiskinan, tetapi banyak
negara di dunia yang mengalami permasalahan ini.
Upaya
penurunan tingkat kemiskinan sangat bergantung pada pelaksanaan dan pencapaian
pembangunan di berbagai bidang. Oleh karena itu, agar pengurangan angka
kemiskinan dapat tercapai,dibutuhkan sinergi dan koordinasi program-program
pembangunan di berbagai sektor,terutama program yang menyumbang langsung
penurunan kemiskinan.
Negara
yang ingin membangun perekonomiannya harus mamou meningkatkan standar hidup
penduduk negaranya, yan gdiukur dengan kenaikan penghasilan riil per kapita.
Indonesia sebagai negara berkembang memenuhi aspek standar kemiskinan
diantaranya merupakan produsen barang primer,memiliki masalah tekanan
penduduk,kurang optimalnya sumber daya alam yang diolah,produktivitas penduduk
yang rendah karena keterbelakangan
pendidikan,kurangnya modal pembangunan,dan orientasi ekspor barang primer karena
ketidakmampuan dalam mengolah barang-barang tersebut menjadi lebih berguna.
2.
Saran
Dalam
menghadapi kemiskinan di zaman global diperlukan usaha-usaha yang lebih
kreatif,inovatif dan eksploratif. Selain itu,globalisasi membuka mata bagi
Pegawai pemerintah,maupun calon pegawai pemerintah agar berani mengambil sikap
yang lebih tegas sesuai dengan visi dan misi bangsa Indonesia ( tidak
memperkaya diri sendiri dan kelompoknya). Dan mengedepankan partisipasi
masyarakat Indonesia untuk lebih eksploratif. Di dalam menghadapi zaman globalisasi
ke depan mau tidak mau dengan meningkatkan kualitas SDM dalam
pengetahuan,wawasan,skill,mentalitas dan moralitas yang standarnya adalah
standar global.
Oiya ngomongin kemiskinan, kayaknya nyambung deh sama artikel yang saya temuin baru-baru ini. Di artikel ini disebutkan kalo ada beberapa kesalahan yang bikin seseorang ga pernah jadi kaya. Cek di sini ya: Kesalahan yang bikin kamu tidak pernah kaya, wajib dihindari!
BalasHapus